4 Dampak Bahaya Hasil Ledakan Nuklir Korea Utara Yang Membahayakan Dunia

Warta Nasional - Korea Utara yang sedang mengalami masalah karena nuklir buatan mereka yang meresahkan negara-negara lain, PBB pun memberikan sanksi ekonomi terhadap negara yang dikenal tertutup tersebut, sehingga membuat kondisi ekonomi warganya yang semakin memprihatinkan.

Beberapa negara yang dekat dengan Korea Utara tersebut mengaku khawatir jila nuklir uji coba yang di luncurkan negara tersebut menuju ke negara mereka. Negara-negara lintas benua telah mengecam Korut, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Inggris, Jepang, dan termasuk juga Indonesia.

Dua negara tentangga, Korsel dan Jepang, termasuk yang paling keras menuntut PBB bergerak serius melucuti nuklir Korut. Selama in hanya Rusia dan China, sebagai sekutu dekat dengan Kyongyang, yang membela hal Korut untuk memiliki nuklir. Lalu, seperti apakah kekuatan nuklir Korea Utara tersebut sehingga ditakuti oleh negara-negara tetangganya?

Rudal Dapat Menjangkau Jarak 1.300 km

Pada tahun 1998 Korea Utara diketahui telah meluncurkan peluru kendali Taepodong-1 yang dapat menempuh jarak jangkauan 2.500 km di atas wilayah udara Jepang. Namun uji coba Taeopodong tersebut mengalami kegagalan. Selanjutnya, Korut terus mengembangkan Taepodong-2 yang memiliki daya jangkauan yang lebih jauh yaitu 6.700 km. Roket tersebut diuji coba pada tahun 2006 yang gagal karena meledak setelah 40 detik mengudara.

Pada desember tahun lalu, Korea Utara sukses menempatkan sebuah satelit ke orbitnya dengan meluncurkan roket jarak jauh Unha-3. Alhasil, sejauh ini Korut baru sukses menguji cobakan satu peluruh kendali jarak menengah, Rodong-1, yang dapat menjangkau jarak 1.300 km.

Militer Korut yang mengaku sudah memiliki kapasitar meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM), yang bisa secara akurat  meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir ke target-target tertentu sampai daratan AS.

Korut mengoplos bom atom dan bom hidrogen

Korut tak sekejar menguji coba bom nuklir untuk kesekian kalinya, Korut juga telah merasa sukses dengan mengembangkan bom hidrogen. Apa yang diledakkan pada 6 Januari 2016 silam, menurut Pyongyang adalah versi mini dari sebuah bom hidrogen.

Bom hidrogen sendiri memiliki daya ledak yang lebih dari 50 megaton. Minimal 20 kali lipat dari yang pernah meledak di Hiroshima dan Nagasaki para Perang Dunia ke-2. "Dengan kemampuan semacam ini, Korut benar-benar menjadi ancaman nyata bagi Amerika Serikat," kata Micheal Madden, pengamat isu Korut.

Adapun pakar nuklir, Joe Cirincione, masih ragu dengan Korut benar-benar sanggup memproduksi bom hidrogen. Dia menduga yang diuji coba kemarin pagi adlah campuran isotop hidrogen dan bom atom biasa. "Dari sisi ledakannya, belum masuk skala multi-megaton seperti seharusnya pada bom hidrogen," kata Joe.

Ledakan Nuklir Korut Dapat Menewaskan 2,1juta Warga Seoul dan Tokyo

Hasil penelitian Johns Hopkins Universitys School of Advanced International Studies memprediksi 2,1 juta orang di Seoul, Korea Selatan dan Tokyo, Jepang, bisa terbunuh jika Korea Utara menembakkan bom nuklir terhadap dua negara tetangganya dalam puncak ketegangan di Semananjung Korea. "Sejarah penuh dengan 'aktor rasional' terlalu salah perhitungan, terutama dalam situasi krisis," kata Micheal J Zagurek Jr.

Menurut dia, tes senjata nuklir dan rudal Pyongyang yang lain dapat memicu reaksi bermusuhan dari Amerika Serikat, yang pada akhirnya mendorong sebuah serangan nuklir dari rezim Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-Un

Angka perkiraan kematian dari penelitian yang di tulis Zagurek ini dengan mempertimbangkan bahwa rezim Kim Jong-un memiliki 25 hulu ledak nuklir. Seoul dan Tokyo berpotensi jadi target utama karena menjadi sekutu utama Washington dan jaraknya dekat dengan Pyongyang.

Korut pernah luncurkan rudal balistik dekat pulai Hokkaido

Korea Utara pernah meluncurkan rudal hidrogen pada 15 September 2017 lalu pada pukul 07.00 waktu setempat. Rudal tersebut meluncur dengan jarak tempuh sejauh 3.700 km dengan ketinggian 770 km. Rudal tersebut mendapat tepat di Samudera Pasifik yang jauhnya sekitar 2.000 km dari Tanjung Erimo di pulau Hokkaido.

Usai peluncuran, sistem peringatan darurat jepang langsung membunyikan sirine peringatan untuk memberi tanda kepada masyarakat agar berlindung dalam rumah atau di bawah tanah. Pemerintah juga mengimbau warga agar menjauhi tempat yang kemungkinan besar dijatuhi reruntuhan rudal.

Sementara itu, Komando Pasifik Amerika Serikat mengungkapkan bahwa mereka mendeteksi akan adanya peluncuran rudal balistik Korut. Namun, hal itu dinilai tidak menimbulkan ancaman di wilayah teritorial AS, Guam.